BLORA, Bloraku.com – Bupati Djoko Nugroho menginginkan pembangunan fisik reaktivasi Bandara Ngloram bisa segera dimulai sehingga pada 2020 pesawat komersial sudah bisa mendarat. Sebagai langkah percepatan, Bupati dalam waktu dekat akan konsultasi dengan Gubernur Jawa Tengah terkait pembebasan lahannya.
‘’Saya minta revisi masterplan pembangunan bandara segera dilakukan dalam minggu-minggu ini. Masterplan ini akan kita gunakan untuk dasar pelaksanaan pembebasan lahan bersama-sama dengan Pemprov Jawa Tengah,’’ tegas Bupati Blora, Djoko Nugroho.
‘’Mengingat ini sudah Oktober, langkah pembebasan lahan harus segera disusun bersama dengan Pemprov Jawa Tengah. Nanti tim dari Pemkab akan minta waktu untuk presentasi di hadapan Gubernur Jateng,’’ ujar Bupati Blora, Djoko Nugroho, saat memimpin rapat presentasi masterplan Bandara Ngloram, di ruang pertemuan kantor Pemkab, Selasa (16/10).
Rapat dihadiri Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Trunojoyo, Indra Triyantono, sebagai satuan pelaksana pembangunan Bandara Ngloram dari Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub. Hadir Wakil Bupati (Wabup) Blora, Arief Rohman, Sekretaris Daerah (Sekda), Komang Gede Irawadi, Wakil Ketua DPRD Blora, Sri Handayani, kalangan DPRD Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perhubungan dan Bappeda Jawa Tengah.
Perlu Pembebasan
Menurut Bupati, saat ini lahan yang tersedia di Bandara Ngloram hanya untuk perpanjangan landasan pacu. Sehingga perlu pembebasan untuk akses jalan masuk dan terminal yang harus diperinci per tahapan dalam masterplan.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Trunojoyo, Indra Triyantono, mengemukakan agar Bandara Ngloram bisa didarati pesawat jenis ATR-72 minimal pada tahapan awal ini ada pembebasan lahan seluas 6,2 hektare.
‘’Lahan tersebut bentuknya seperti apa dan posisinya bagaimana, harus dimasukkan dalam masterplan dahulu. Sehingga nanti dalam pembebasan lahannya bisa jelas. Pembebasan lahan dilakukan oleh Pemkab dan Pemprov,’’ ujarnya.
Indra menyatakan, tahun 2019 nanti Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Trunojoyo telah menganggarkan Rp 40 milar dalam APBN untuk melakukan overlay dan perpanjangan landasan. Sedangkan tahun ini sedang berlangsung proses pemagaran aset tanah bekas bandara lama.
(Abdul Muiz/CN40/SM Network)